Daily Dose Indonesia – Bangsa Indonesia baru saja memperingati Hari Koperasi Nasional ke-77 pada 12 Juli 2025. Momen ini menjadi pengingat bahwa koperasi bukan sekadar bentuk kelembagaan ekonomi, melainkan wujud nyata gagasan ekonomi kerakyatan yang sejak awal telah dirancang oleh para pendiri bangsa, salah satunya Drs. Mohammad Hatta, yang juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Tak hanya itu, pada 21 Juli 2025, Presiden RI Prabowo Subianto secara daring meluncurkan program besar bertajuk Kelembagaan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih di seluruh Indonesia. Inisiatif ini menjadi langkah monumental dalam memperluas jangkauan koperasi sebagai soko guru perekonomian rakyat, sekaligus menandai semangat baru untuk menghidupkan kembali cita-cita Bung Hatta.
Perjalanan Hidup Bung Hatta: Dari Bukittinggi ke Panggung Dunia
Dalam konteks sejarah, nama Mohammad Hatta atau yang akrab disapa Bung Hatta, selalu hadir sebagai sosok penting dalam gerakan koperasi di Indonesia. Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat pada 12 Agustus 1902, Bung Hatta merupakan tokoh proklamator kemerdekaan RI yang juga dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Riwayat hidupnya menunjukkan dedikasi besar terhadap pendidikan dan perjuangan politik. Setelah menamatkan pendidikan menengah di Padang dan Batavia, Bung Hatta melanjutkan studi ekonomi di Nederland Handelshoge School di Rotterdam, Belanda. Selama 11 tahun tinggal di Eropa, ia aktif dalam pergerakan anti-imperialisme, termasuk bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme pada 1927.
Dari Proklamator Hingga Wakil Presiden Pertama RI
Kegiatan politiknya yang menentang penjajahan membuatnya ditangkap oleh pemerintah Belanda. Bung Hatta akhirnya dibebaskan setelah membacakan pidato pembelaan yang terkenal, Indonesia Free. Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1932, ia bergabung dengan Club Pendidikan Nasional Indonesia. Aktivismenya membuat ia kembali ditangkap dan diasingkan ke Digul dan Banda hingga enam tahun lamanya.
Namun sejarah mencatatnya sebagai tokoh penting: pada 17 Agustus 1945, bersama Bung Karno, ia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Keduanya menjadi pasangan Dwi Tunggal, dengan Bung Hatta sebagai Wakil Presiden RI pertama, serta kemudian menjabat sebagai Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat.
Dalam perjalanan politiknya, Bung Hatta dikenal bersikap tegas dan konsisten dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dan moralitas politik. Ia mengundurkan diri sebagai wapres pada 1 Februari 1956, Sebuah keputusan yang sangat mendatangkan kritik. Bung Hatta adalah orang yang telah menggariskan Politik Luar Negeri Indonesia dengan istilah Politik Luar Negeri Bebas dan Aktif. Hal ini tidak cocok dengan kondisi ketika itu, dimana Soekarno lebih condong memihak Blok Timur dan Cina.
Mohammad Hatta wafat di Jakarta, 14 Maret 1980 karena penyakit yang dideritanya. Sebelum wafat ia berpesan agar dimakamkan di tengah-tengah rakyatnya. Jenasahnya kemudian dimakamkan di tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta.
Koperasi sebagai Wajah Ekonomi Rakyat
Bung Hatta tak hanya dikenang sebagai negarawan dan proklamator, tetapi juga sebagai penggagas utama ekonomi koperasi. Baginya, koperasi adalah jalan tengah antara kapitalisme dan sosialisme. Dalam pandangannya, koperasi adalah alat perjuangan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas gotong royong dan keadilan sosial.
Semangat Bung Hatta dalam memperjuangkan ekonomi yang adil dan berbasis kerakyatan tercermin dalam perhatiannya pada koperasi. Gagasannya menjadikan koperasi bukan sekadar bentuk usaha, tetapi sebagai wadah pemberdayaan rakyat kecil melalui kerja sama, partisipasi, dan prinsip kekeluargaan.
Tercermin dalam UUD 1945 pasal 33 yaitu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Itu menjadi prinsip pergerakan koperasi sebagaimana digagas Bung Hatta.
Harapan: Mewujudkan Ekonomi Berdaulat dari Desa
Peluncuran 80.000 koperasi Merah Putih oleh Presiden Prabowo menjadi tonggak baru untuk mewujudkan ekonomi desa yang kuat dan mandiri. Jika dijalankan secara serius, program ini berpotensi menggerakkan perekonomian lokal dan memperkuat ketahanan nasional dari bawah.
Semangat ini selaras dengan ajaran Bung Hatta, bahwa kemerdekaan sejati adalah ketika rakyat dapat berdiri di atas kaki sendiri secara ekonomi. Di tengah dunia yang semakin kompetitif dan timpang, koperasi tetap menjadi harapan untuk menciptakan keadilan ekonomi yang inklusif.
📚 Referensi:
- Tim Gudang Ilmu. (2011). Pahlawan Indonesia & Profilnya. Jakarta: Gudang Ilmu.
- Siaran Sekretariat Negara, 21 Juli 2025 – Peluncuran Koperasi Merah Putih