DDI, BLITAR – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Blitar memulai pelatihan keterampilan kerja berbasis kompetensi untuk pencari kerja dengan skema pelatihan barista. Kegiatan ini resmi dimulai pada Selasa, 16 April 2025, dan akan berlangsung hingga 28 April 2025 di Kopi Sri Satreyan, Kanigoro. Pelatihan ini menghadirkan instruktur dari LPK Senandung Laras Korporat dan praktisi barista, serta melibatkan asesor dari LSP Wira Usaha Creative Mitra Mandiri.
Sekretaris Disnaker Kabupaten Blitar, Nanang Adi, menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari implementasi visi-misi Bupati Blitar dalam meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM).
“Jadi intinya kan pelatihan kompetensi ini sebenarnya untuk menyiapkan sumber daya manusia kita di Kabupaten Blitar kalau sesuai dengan visi misi bapak bupati, ini misi pertama ini tentang peningkatan kompetensi SDM,” ungkapnya, Rabu (16/4/2025).
Pelatihan barista ini diikuti oleh 20 peserta yang akan menempuh program pelatihan selama 10 hari, dilanjutkan dengan masa magang mulai 29 April hingga 5 Mei 2025 di industri kopi. Harapannya, peserta tak hanya siap terjun ke dunia kerja, tetapi juga mampu membuka peluang usaha sendiri di bidang kopi.
“Habis pelatihan langsung magang jadi sangat bagus program ini. Peserta yang lulus nanti juga mendapatkan sertifikat kompetensi bisa terjun langsung ke dunia tenaga kerja,” jelas Nanang.
Program ini menjadi sangat diminati, terbukti dari jumlah pendaftar mencapai 250 orang hanya untuk pelatihan barista. Namun, karena keterbatasan anggaran, kuota peserta disesuaikan. “Karena memang pelatihan kompetensi ini kan bersandar BNSP. Jadi bersandar nasional. Makanya memang tidak membutuhkan biaya yang tidak murah,” terangnya.
Nanang juga menyebut bahwa pelatihan ini dibiayai dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Dari dana berasal dari cukai itu juga bisa memberikan sertifikat, kaos, uang saku, dan peralatan dasar barista secara gratis bagi peserta pelatihan ini. “Sangat bermanfaat sekali DBHCHT ini karena dari 20 peserta ini dialokasikan juga dari lima orang dari keluarga petani tembakau. Jadi biar dana itu juga enggak sia-sia memberikan manfaat besar seperti dapat sertifikat BNSP tadi,” jelasnya.
Tak hanya fokus pada sisi teknis, pelatihan ini juga bertujuan untuk membentuk tenaga kerja yang kompeten dan beretika, sehingga mampu menjawab kebutuhan industri sekaligus menularkan ilmu kepada lingkungan sekitarnya. Barista dipilih sebagai klaster pelatihan awal karena profesi ini semakin ngetren dan dibutuhkan di tengah menjamurnya kafe di masyarakat.
“Barista ini sangat ngetren ya, dunia sekarang khususnya cafe ini kan merebak ya mengikuti juga kebutuhan tenaga kerja di sana,” tutup Nanang.
Disnaker Blitar berencana membuka klaster pelatihan lain, seperti digital marketing, guna terus menyiapkan tenaga kerja Kabupaten Blitar yang siap saing dan adaptif terhadap kebutuhan zaman. Info registrasi program pelatihan ini bisa dilihat di sosial media Disnaker Kabupaten Blitar.