Daily Dose Indonesia – Hari Raya Idul Adha, atau yang sering disebut sebagai Lebaran Haji, merupakan salah satu hari besar terpenting dalam agama Islam. Idul Adha diperingati setiap tanggal 10 Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Hijriah. Perayaan ini tidak hanya dirayakan di Indonesia, tetapi juga di berbagai belahan dunia seperti Arab Saudi, Turki, negara-negara di Afrika, dan seluruh komunitas Muslim di dunia.
Di balik kemeriahan perayaan Idul Adha, tersimpan kisah spiritual yang dalam dan penuh makna—kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS.
Kisah Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail
Menurut kisah yang tertuang dalam Al-Qur’an, Nabi Ibrahim AS mendapatkan perintah dari Allah SWT melalui mimpi untuk menyembelih putranya sendiri, Ismail AS. Ini merupakan ujian iman yang sangat besar. Meski berat, Nabi Ibrahim berserah diri dan bersiap melaksanakan perintah tersebut karena percaya bahwa Allah SWT memiliki rencana yang jauh lebih besar dan bijaksana dari apa yang bisa ia pahami.
Ketika hendak melaksanakan penyembelihan, Allah SWT kemudian menggantikan Ismail dengan seekor domba (kibas). Penggantian ini menjadi bukti bahwa keikhlasan dan kepatuhan Nabi Ibrahim telah lulus dalam ujian iman yang agung.
Beberapa ulama dan sumber sejarah memang menyebutkan bahwa anak yang hendak disembelih adalah Ishak, namun dalam tradisi Islam, mayoritas ulama berpegang pada pendapat bahwa anak tersebut adalah Ismail.
Makna dan Tradisi Idul Adha
Setiap Idul Adha, umat Muslim mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dengan melakukan ibadah kurban. Umat Islam yang mampu secara finansial dianjurkan untuk menyembelih hewan ternak, seperti kambing, sapi, atau domba. Daging hasil kurban kemudian dibagikan menjadi tiga bagian: sepertiga untuk fakir miskin, sepertiga untuk kerabat dan tetangga, dan sepertiga untuk keluarga sendiri.
Tindakan ini bukan semata-mata ritual, melainkan simbol dari keikhlasan, kepatuhan, dan kesiapan untuk berkorban demi menjalankan perintah Allah SWT.
Waktu Merenung dan Mengenang
Selain berkurban, Idul Adha juga menjadi momen untuk merenung dan mengingat orang-orang yang telah meninggal dunia. Banyak Muslim mengunjungi makam keluarga, membersihkan area makam, serta mendoakan mereka dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Hal ini mirip dengan tradisi Memorial Day di Amerika Serikat, namun tentu saja dalam konteks keagamaan Islam.
Idul Adha: Lebih dari Sekadar Perayaan
Hari Raya Idul Adha bukan hanya tentang daging kurban dan kumpul keluarga. Lebih dari itu, Idul Adha adalah pengingat tentang nilai-nilai keteguhan iman, pengorbanan, dan keikhlasan. Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi inspirasi abadi tentang bagaimana manusia diuji dalam kesetiaan kepada Sang Pencipta.
Di tengah perayaan, umat Islam diajak untuk merenung, berbagi kepada sesama, serta meneguhkan kembali komitmen spiritual mereka. Idul Adha, dengan segala makna dan pesannya, menjadi salah satu momen paling bermakna dalam kehidupan seorang Muslim.