Blitar Menanti, Bung Karno Hanya Dilewati, Wapres Gibran Tak Ada Agenda ke Makam Proklamator

Blitar Menanti, Bung Karno Hanya Dilewati, Wapres Gibran Tak Ada Agenda ke Makam Proklamator
Banner Gibran ke Blitar kunjungi event Blitar Djadoel

Daily Dose Indonesia Dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Blitar pada 17-18 Juni 2025, Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka memilih menjalani agenda padat menyapa UMKM, mengecek tensi di puskesmas, dan mendengar suara gendang Jimbe—namun tak terdengar detak langkah menuju Makam Bung Karno. Ya, Pahlawan Proklamator kita belum beruntung disambangi sang Wakil Presiden, meski kota ini tengah memeriahkan Bulan Bung Karno.

Warga Blitar sempat berharap, dalam momen penuh semangat nasionalisme ini, Gibran akan menyempatkan diri bertafakur di pusara sang kakek ideologis bangsa. Tapi ternyata, Bung Karno hanya dilalui secara simbolik—lewat nama jalan hotel tempat Wapres menginap, Hotel Santika, di Jl. Ir. Soekarno.

Bacaan Lainnya

Sang Wapres tiba pada Selasa (17/6/2025) malam, dan langsung meluncur ke Ponpes Mambaul Hikam II di Srengat, hanya menemui pendakwah Gus Iqdam, sebelum kembali ke hotel untuk istirahat. Esok pagi harinya, putra presiden ke-7 Joko Widodo itu diagendakan meninjau Puskesmas Sukorejo, pameran UMKM Pasar Jadul, dan bahkan menyambangi sentra kerajinan drum—aktivitas yang tampaknya lebih ritmis daripada ziarah sunyi ke makam Sang Proklamator.

Kepala Kesbangpol Kota Blitar, Toto Robandriyo, seakan sudah pasrah dengan rundown yang tak mencantumkan agenda nasionalistik itu.

“Sementara rundown seperti itu… ya, tergantung beliaunya (Wapres Gibran),” ujar Toto, Selasa (17/6/2025), sambil menanti keajaiban perubahan mendadak dari langit protokoler Istana.

Warga bertanya-tanya, apakah semangat Trisakti kini cukup direpresentasikan dengan belanja oleh-oleh di stand UMKM dan menggenggam stik drum di sentra kerajinan? Atau mungkinkah Bung Karno perlu direlokasi ke pusat perbelanjaan agar lebih mudah dijangkau oleh agenda kenegaraan?

Di tengah suasana Bulan Bung Karno yang penuh acara ziarah, pentas seni, hingga renungan kebangsaan, ketidakhadiran Gibran di makam Bung Karno justru menyisakan ironi. Terlebih lagi, ia melintas begitu dekat, bahkan menginap di jalan yang memakai nama sang proklamator.

Namun jangan salah, ini mungkin strategi “ziarah virtual”. Siapa tahu Gibran sudah mendoakan dalam hati sambil lewat. Toh, dalam politik, simbol lebih penting daripada substansi. Dan mungkin juga, karena makam Bung Karno tidak menjual produk UMKM atau punya layanan health check gratis.

Tapi seperti kata Pak Toto tadi, semuanya “tergantung beliaunya”. Maka dari itu, warga Blitar pun hanya bisa menunggu—bukan perubahan nasib, tapi perubahan jadwal wapres.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *