DDI, JAKARTA – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan sikapnya yang tidak akan mencampuri langkah politik Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, termasuk kemungkinan bergabung dan bahkan memimpin Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Pernyataan ini disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat saat menghadiri kegiatan di Sekolah Partai DPP PDIP, Jumat (16/5/2025). Menanggapi wacana Jokowi akan menjadi Ketua Umum PSI, Djarot menegaskan bahwa PDIP tidak lagi memiliki urusan dengan Jokowi.
“Kita gak ngurus, itu urusannya Pak Jokowi ya. Kan dia bukan kader PDI Perjuangan, sudah dipecat dari PDI Perjuangan, silakan saja,” tegas Djarot.
Djarot menyampaikan bahwa keputusan politik Jokowi bukan lagi tanggung jawab PDIP karena ia sudah resmi dipecat sebagai kader PDIP sejak Januari 2024. Pemecatan tersebut terjadi akibat serangkaian tindakan yang dinilai tidak sejalan dengan garis partai, terutama saat Jokowi dan keluarganya secara terbuka memberikan dukungan politik kepada calon presiden dari partai lain, dalam hal ini Prabowo Subianto.
Langkah Jokowi dan putranya, Kaesang Pangarep, yang kini menjabat Ketua Umum PSI, sempat memicu ketegangan internal di tubuh PDIP menjelang Pemilu 2024. Ketika itu, PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai presiden, sementara Jokowi justru menunjukkan kedekatan politik dengan rival partai.
Kini, dengan munculnya kabar bahwa Jokowi masuk bursa calon Ketua Umum PSI, PDIP secara tegas menyatakan bahwa posisi politik Presiden Jokowi tidak lagi relevan bagi internal PDIP.
Sementara itu, pihak PSI menyatakan bahwa Jokowi memiliki peluang untuk memimpin partai tersebut, namun harus melalui mekanisme internal dan terlebih dahulu menjadi kader resmi PSI.
Munculnya nama Jokowi dalam bursa ketua umum PSI dinilai sebagai bagian dari konsolidasi politik pasca Pemilu 2024.