Mas Ibin: Blitar Punya Modal Sebagai Kota HAM Dunia

Mas Ibin: Blitar Punya Modal Sebagai Kota HAM Dunia
Mas Ibin saat memberikan cinderamata kepada Wamenham yang membuka sosialisasi di Kota Blitar, Rabu (11/6/2025).

Daily Dose Indonesia Kota Blitar dinilai memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari kota-kota dunia yang mengusung prinsip Hak Asasi Manusia (HAM). Hal ini mengemuka dalam kegiatan Sosialisasi Penguatan Hak Asasi Manusia bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang digelar oleh Kementerian Hukum dan HAM bersama Pemerintah Kota Blitar, Rabu (11/6/2025).

Acara yang dibuka langsung oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM RI, Mugiyanto, ini dihadiri oleh jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), termasuk Walikota Blitar Syauqul Muhibbin, Kapolres, Dandim, Kepala Kejaksaan, Ketua Pengadilan Negeri, serta pimpinan DPRD Kota Blitar.

Bacaan Lainnya

Wamenkumham Mugiyanto menyatakan bahwa Kota Blitar menunjukkan kesiapan menuju status sebagai Human Rights City (Kota HAM Dunia). Hal itu tak lepas dari komitmen kuat yang ditunjukkan oleh pimpinan daerah, khususnya Walikota Blitar yang akrab disapa Mas Ibin.

“Yang paling penting adalah political will dari pemimpin daerah. Dan saya sangat bangga karena Pak Walikota menyampaikan langsung komitmen itu. Artinya, modal awal menuju kota HAM sudah dimiliki Blitar,” tegas Mugiyanto.

Mugiyanto juga menambahkan bahwa penguatan kapasitas HAM bagi ASN adalah langkah awal untuk memastikan bahwa pelayanan publik dijalankan dengan perspektif HAM, baik dalam hak sipil, politik, ekonomi, sosial, maupun budaya.

“Kami ingin memastikan hak-hak masyarakat – seperti pendidikan, kesehatan, udara bersih, dan pekerjaan – benar-benar dijamin. Itu yang kami latih hari ini, jadi hak asasi manusia yang menyeluruh tidak hanya hak-hak terkait hak sipil dan politik saja, tapi ekonomi sosial budaya termasuk hak seperti Raja Ampat yang lagi Rame,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Mugiyanto berharap Blitar bisa mengikuti jejak kota-kota dunia seperti Barcelona, Den Haag, Madrid, Sydney, dan Gwangju di Korea Selatan, yang telah lebih dulu menjadi pelopor kota HAM. Ia bahkan membuka peluang Blitar menjadi partisipan dalam forum Human Rights Cities di Gwangju tahun depan.

Sementara itu, Walikota Blitar Syauqul Muhibbin menyambut positif tantangan tersebut. Ia menyatakan bahwa Blitar memiliki sejarah yang sangat erat dengan semangat hak asasi manusia, mengingat kota ini merupakan tempat dimakamkannya Bung Karno, sang Proklamator.

“Bung Karno lahir, besar, dan dimakamkan di Blitar. Beliau tidak hanya mempelopori kemerdekaan Indonesia, tapi juga menginspirasi lahirnya gerakan non-blok dan pembebasan negara-negara di dunia. Ini modal historis yang luar biasa,” ujar Mas Ibin.

Menurutnya, Kota Blitar secara budaya dan sosial memiliki karakteristik yang mendukung untuk menjadi kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai HAM. Namun ia menekankan perlunya pendampingan dari Kemenkumham agar transformasi menuju kota HAM dapat dilakukan secara terstruktur.

“Kami akan terus belajar dan berguru ke Kemenkumham, mulai dari pemetaan kultur masyarakat hingga penyusunan program HAM yang kontekstual dengan kondisi Blitar,” tambahnya.

Dengan sejarah panjang, semangat Bung Karno yang diwariskan, serta komitmen pemerintah kota, Blitar kini bersiap mengambil peran lebih besar di kancah internasional sebagai kota yang menjunjung tinggi martabat manusia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *