Daily Dose Indonesia – Dalam rangka mendukung peningkatan kualitas tembakau dan kesejahteraan petani, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Blitar memberikan pendampingan intensif kepada para petani tembakau melalui kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) dan fasilitasi alat mesin pertanian (Alsintan). Program ini menggunakan anggaran dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) Tahun Anggaran 2025.
Dikonfirmasi, Kepala Bidang Sarana Perkebunan DKPP Kabupaten Blitar, Ir. Lukas Supriatno, menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pelatihan, tetapi bentuk nyata pendampingan menyeluruh bagi petani tembakau, mulai dari pra tanam, budidaya, hingga pascapanen.
“Kita ada Bimtek GAP (Good Agriculture Practice), fokus di persemaian, budidaya, sampai pascapanen. Kita juga mendukung dengan sarana alat mesin pertanian seperti hand traktor, kultivator, pompa air, ranjang pengering, sampai kendaraan roda tiga untuk distribusi,” ujar Lukas, pada Selasa (24/6/2025),.
Kegiatan Bimtek GAP tersebut menggandeng BRMP (Badan Riset dan Perakitan Mutu Perkebunan)—dulu dikenal sebagai Balitas—dan pihak swasta seperti PT Djarum. Kerja sama ini memberikan pendekatan berbeda, di mana Djarum lebih berfokus pada pengembangan varietas tembakau aromatis Madura (perancak), sedangkan BRMP memperkuat kualitas tembakau lokal Blitar, terutama yang banyak dibudidayakan di kawasan Selopuro.
“Kalau Djarum, mereka lebih ke tembakau dengan kadar nikotin rendah. Tapi tembakau lokal kita, terutama dari Selopuro, justru cenderung punya kadar nikotin tinggi. Itu karakter khas yang harus tetap kita jaga,” tambahnya.
Program ini menjangkau petani di enam titik sentra tembakau, yakni Wonotirto, Wates, Gandusari, Talun, dan dua lokasi di Selopuro. Di wilayah-wilayah ini, DKPP mendata kebutuhan alat pertanian secara langsung dari lapangan. Bantuan diberikan melalui skema pengajuan kelompok tani yang telah membudidayakan tembakau.
“Petani kita sebenarnya sudah bisa bertani tembakau. Tapi melalui Bimtek ini, kita bantu mereka untuk menerapkan praktik yang lebih baik, agar hasil panennya makin berkualitas dan punya daya saing,” jelas Lukas.
Melalui intervensi yang komprehensif ini, DKPP Kabupaten Blitar berharap petani tidak hanya lebih produktif, tetapi juga mampu menembus pasar yang lebih luas dengan tembakau berkualitas tinggi—baik tembakau lokal maupun varietas aromatis.